MAREITA DEWI KASPRIANTI



                                 
            Duta Ekonomi Syariah
      AWALNYA, Mareita Dewi Kasprianti tak terlalu mengerti tentang  ilmu ekonomi syariah. Namun,saat hendak mengikuti pemilihan duta ekonomi syariah, dirinya di tuntut untuk belajar. Sebab tak hanya kecantikan yang dibutuhkan,tetapi juga wawasan yang luas.

          Perempuan kelahiran 1 Maret 1997 itu sempat tak percaya diri karena tak begitu paham materi. Namun,karena punya keinginan untuk menyebarkan pengetahuan tentang kewajiban  berbusana sesuai dengan syar’ie, akhirnya ikut. “Saya yakin,yang terpenting saat ikut lomba harus memiliki misi mulia,”katanya
.
          Selain itu, juga harus memiliki ciri khas agar berbeda dengan peserta yang lain. Sehingga dirinya mulai belajar agar bisa menguasai materi ekonomi syariah. “Dalm ikut lomba,saya juga ingin mengedepankan pengetahuan,”tambahnya.

        
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan bisnis Unej tersebut menilai pemilihan Duta Ekonomi Syariah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia itu merupakan kegiatan yang menarik. “Karena saya punya pengalaman buruk ikut lomba begini,”akunya.

         Setelah mengikuti kompetesi tersebut, dia di beri wawasan  mengenai ekonomi syariah yang materinya sangat luar biasa. Yakni dapat membuka pikiran saya Indonesia masih tertinggal untuk memajukan ekonomi Islam. “Saya ingat sampai sekarang pertanyaan apa yang akan dilakukan untuk memajukan ekonomi syariah,”jelasnya.

     Jawaban saat itu, akan mulai semua dari diri sendiri, keluarga dan teman-teman. Dari situ perempuan asal Bondowoso itu bersemangat memikirkan kontribusi apa yang akan diberikan. “Pertama saya harus paham dan terus belajar tentang ekonomi islam,” tambahnya
.
      Kemudian,memberikan wawasan tersebut pada keluarga dan teman terdekat. Dirinya mengedukasi orang terdekat untuk memahami ekonomi syariah. “Ternyata saya lolos ke babak final sehingga semakin semangat belajar,” ujarnya.

     Setelah mengikuti proses selanjutnya,Mareita berhasil meraih juara tiga dalam kompetisi tersebut. Semua itu diperoleh karena usaha yang kuat untuk memperoleh sesuatu. “Banyak yang takut ikut karena keterbatasan fisik. Padahal, yang penting adalah kontribusi yang dapat diberikan,”pungkasnya.(gus/hdi)

    Sumber   ;Jawa Pos(Radar Jember)
   Edisi         ;Selasa 19            Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LINTANG DESI ARIYANTI PUTRI

RISA AYU

TRI ERNI RAHAYUNINGSIH